“INOVASI PENGEMBANGAN AKUAPONIK : MENCIPTAKAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM BUDIDAYA AKUAPONIK”
Seiring dengan perkembangan zaman dan juga teknologi, tetunya berdampak
pada kemajuan dalam beragai hal. Salah satunya adalah adanya inovasi-inovasi baru dalam bidang
budidaya tanaman. Salah satunya
yaitu pada budidaya sistem akuaponik. Ternyata, meskipun akuaponik termasuk
ke dalam cara
budidaya yang modern (urban farming),
namun sudah banyak loh orang yang menciptakan inovasi-inovasi pada teknik
budidaya ini. Nah, pada
artikel kali ini, kita akan membahas tentang pengembangan inovasi dalam
budidaya Akuaponik loh. Yuk simak postingan ini :
1. Pengembangan
Inovasi Akuaponik Kontrol Jarak Jauh
Pengembangan akuaponik kontrol jarak jauh ini
dikembangkan oleh M Faqih, Amalia Azhari, dan Davidy yang merupakan mahasiswa Politeknik Negeri Jember.
Inovasi tersebut berupa tanaman yang memanfaatkan tenaga surya dan sistem
kontrol lewat jarak jauh. Inovasi tersebut dibuat saat mengikuti program
kompetisi bisnis mahasiswa Indonesia dengan budidaya sayuran dan ikan berbasis
akuaponik.
Perbedaan akuaponik dengan hidroponik adalah ada
pemanfaatan ikan pada air yang didistribusikan ke tanaman. Cara tersebut dipakai,
karena akuaponik merupakan suatu kombinasi sistem akuakultur dan budidaya
tanaman hidroponik yang menggunakan nutrisi dari amoniak hasil metabolisme
ikan. Menurutn Davidy, sistem akuaponik dapat meminimalisir limbah nitrogen dan
sisa metabolisme ikan. Teknologi aquaponik merupakan alternatif untuk
mendapatkan hasil pertanian dan perikanan secara bersamaan. Teknologi ini
merupakan teknologi terapan hemat lahan dan air, sehingga dapat dijadikan
sebagai model perikanan di lahan sempit.
Alasan memilih bidang pertanian adalah dikarenakan selama
ini pertanian menjadi sektor penopang pembangunan nasional. Apalagi, pertanian
selalu dianggap sebagai bidang inferior dan kotor. Sehingga dengan mengangkat
tema pertanian agar generasi muda tidak lagi menganggap pertanian adalah sektor
yang tidak menjanjikan. Sedangkan alasan memilih inovasi kontrol jarak jauh
dikarenakan mereka ingin menciptakan inovasi yang memudahkan user. Sehingga,
meskipun user sedang sibuk namun tetap bisa melakukan kegiatan budidaya dengan
aplikasi kontrol jarak jauh tersebut. Pengendalian jarak jauh lewat HP tersebut
terinspirasi saat mengikuti pertukaran mahasiswa di Tiongkok. Davidy mencoba
mengaplikasikan ide tersebut selalu gagal dan gagal. Akhirnya, mahasiswa
Jurusan Manajemen Agrobisnis tersebut mulai membentuk tim dan bekerjasama
sampai akhirnya berhasil.
Yang menjadi inovasi adalah dalam pengontrolan instalasi
akuaponik, tidak perlu langsung ke lokasi. Namun hanya cukup menggunakan HP dan
tenaga surya saja. Peralatan yang digunakan meliputi pompa, TDS meter, sensor,
Arduino Wemos D1, wifi, dan solar cell. Sehingga inovasi tersebut sangat ramah
lingkungan.
2. Aplikasi
Mobile untuk Pertanian Akuaponik
Salah satu mahasiswa
semester akhir Universitas Teknokrat Indonesia, Dian Rani Wijaya berhasil
merancang aplikasi mobile untuk pertanian akuaponik. Dimana, sistem akuaponik
merupakan cara budidaya yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman.
Menurut Dian, Aplikasi yang dibuatnya tersebut dapat membantu pengembangan
pertanian rumahan (home farming). Aplikasi tersebut dianggap dapat dijadikan solusi
untuk memenuhi kebutuhan pangan mandiri ditengah keterbatasan lahan. Aplikasi
rancangan Dian berisi panduan bagi masyarakat awam tentang langkah-langkah
memulai kegiatan pertanian akuaponik. Selain itu, didalam aplikasi tersebut
juga dapat membantu dalam mengatur jadwal bercocok tanam. Dengan memasukan
tanggal tanam, aplikasi tersebut akan mengolah data dan menyajikan tanggal yang
tepat untuk langkah selanjutnya, seperti memberi pupuk, mengecek kadar nutrisi,
hingga panen. Melalui aplikasi itu, masyarakat diharapkan semakin cerdas
memanfaatkan lahan yang terbatas untuk menghasilkan bahan pangan secara
mandiri.
3. Inovasi “Sistem Ras Ganda” dari INAPRO
INAPRO
mendemonstrasikan teknologi 'RAS ganda' di Jerman, Spanyol, Belgia dan Cina.
Diperkirakan, saat memasuki tahun 2050 maka akan terjadi peningkatan permintaan
akan makanan yang diperkirakan meningkat sampai 60%. Selain itu, juga akan
berdampak pada kebutuhan air yang juga meningkat. Salah satu teknik budidaya
pertanian yang bisa menghemat penggunaan air adalah sistem budidaya akuaponik.
Akuaponik merupakan kombinasi dari konsep akuakultur dan juga hidroponik.
INAPRO membuat sebuah inovasi yang disebut dengan Recirculation Aquaculture
Systems (RAS), yang merupakan sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mengurangi
jumlah air. Sehingga, penggunaan pestisida, antibiotik, dan hasil limbah pupuk
sangat berkurang.
Sebuah proyek
penelitian yang berbasis di Berlin, INAPRO, membuktikan manfaat aquaponik, atau
yang disebutnya sistem "RAS ganda": Unit ikan dan tanaman dijalankan
secara mandiri, dengan tangki penyangga penyangga di antara keduanya, dan
semuanya diletakkan untuk penggunaan yang baik. Sayuran dipupuk dengan air yang
kaya nutrisi dari ikan, yang melalui proses filtrasi terlebih dahulu. Jumlah
limbah yang harus dibuang berkurang, dan sedikit tambahan pupuk yang dibutuhkan
untuk tanaman. Air kondensasi dari unit tanaman dikumpulkan dan disalurkan ke
tangki ikan, mengurangi jumlah air bersih yang dibutuhkan setiap hari.
INAPRO mengklaim
metode ini secara drastis memotong masukan air harian dari 10% dari total air
yang bersirkulasi dalam RAS konvensional, menjadi hanya 1-3%. Proyek
kolaboratif empat tahun ini berjalan di bawah bimbingan Dr. Daniela Baganz dan
Prof.Dr.Werner Kloas di Leibniz-Institute of Freshwater Ecology and Inland
Fisheries di Forschungsverbund Berlin e.V. (IGB), di Jerman. Untuk membuktikan
bahwa sistem INAPRO dapat beradaptasi dengan lokasinya, dan layak secara
ekonomi di iklim yang berbeda, proyek menjalankan lokasi percontohan di Jerman,
Spanyol, Belgia dan Cina. Selama fase pengujian saat ini, INAPRO membuktikan
kelayakannya dalam skala yang lebih besar dalam kondisi geografis dan iklim
yang berbeda. Spesies ikan yang dipilih
untuk dibudidayakan bergantung pada negaranya. Di Jerman menggunakan lele dumbo,
di Spanyol dan Cina menggunakan ikan tilapia sedangkan di Belgia menggunakan
pike perch.
Referensi :
https://www.aquaculturealliance.org/advocate/innovative-aquaponics-system-frugal-with-fluids/
Komentar
Posting Komentar