Model Aquaponik Pasang Surut (Ebb and Flow), Unik dan Menarik


Source: guyubtani.blogspot.com
Kali ini kita akan membahas tentang salah satu model akuaponik, yaitu model  pasang surut (ebb and flow). Pada model ini menggunakan konsep pasang surut, dimana tanaman tidak akan dibiarkan selalu tergenang. Oleh karena itu, model ini sangat unik jika dibandingkan model yang lain. Bagaimana sih karakteristik dari model akuaponik pasang surut ini ? Yuk disimak!
Model Akuaponik Pasang Surut (Ebb and Flow)
Sistem akuaponik Ebb and flow atau yang sering dikenal sebagai akuaponik pasang surut adalah sistem akuaponik yang memanfaatkan pasang surut air pada kolam penanaman untuk memasukkan oksigen kedalam air.  Pada model ini, akar tanaman akan dibiarkan terendam air selama beberapa waktu dan kemudian dibiarkan kering (tidak terendam air) untuk membiarkan akar bernafas. Terjadinya proses pasang surut tersebutlah yang akhirnya sistem ini dinamakan sistem akuaponik pasang surut atau dalam istilah asingnya Ebb and flow.
Pada model pasang surut, ukuran kolam 2 x 4 meter dapat menampung ikan sebanyak 4.000 ekor dan kapasitas tanaman sebanyak 26 netpot. Prakiraan biaya untuk membuat instalasi ini adalah antara 6 hingga 7 juta dengan kolam berbahan beton dan memiliki umur ekonomi lebih dari 10 tahun (Alim,2019).
Cara Kerja Model Akuaponik Pasang Surut (Ebb and Flow)
Cara kerja sistem aquaponik model ini adalah dengan mengalirkan air dari kolam ke bak penampungan yang ada di bibir kolam. Dimana, dari bak tersebut kemudian dialirkan ke netpot yang telah tertata di bibir kolam. Cara pengaliran airnya tidak dari atas melainkan dari samping bawah ke media tanam yang terendam air. Proses ini dilakukan selama 5 menit. Selanjutnya air disalurkan ke bak pembuangan dan dibuang kembali ke kolam ikan (Samsu, 2020).
Membuat Grow Bed Akuaponik Talang Air Pasang Surut (Ebb and Flow)
Growbed untuk bertanam dengan cara akuaponik dapat dibuat dari berbagai macam bahan. Salah satunya dengan pemakaian talang air berbentuk kotak atau U. Berikut merupakan cara pembuatannya :
 1.  Sediakan Siphon. Talang air yang dipotong 2 meter ini dipasangkan tutup di kedua sisinya agar air dapat tergenang. Untuk keperluan membuat air naik dan air turun secara selang-seling dapat digunakan siphon yang dibuat sendiri. Model sifon yang sederhana dapat dibuat dengan menggunakan botol bekas. Untuk talang air, ketinggian siphon disesuaikan dengan kemampuan tinggi talang.
 2.  Pada growbed dari talang ini, siphon dibuat dari aksesoris pipa. Satu buah verlop ring 3/4″, satu buah sok drat luar 3/4″, 10 cm potongan pipa 2″, dan satu dop pipa 2″. Verlop ring 3/4″ ini sering dipakai untuk memasang pipa pada tandon air atau pembuatan kran pada tong air.
 3.  Talang air dilubangi sebesar ukuran verlop ring. Setelah verlop ring dipasang, sok drat luar dipasangkan dibagian dalam.
 4.  Pasangan sok drat luar dengan perlop ring ini jika tidak ada bisa diganti dengan pasangan sok drat luar dan sok drat dalam. Pastikan tidak bocor pada sambungan. Karet ban bekas bisa ditambahkan sebagai ring bantalan agar tidak bocor. Untuk memperlancar kerja siphon ini, bagian bawahnya dapat ditambahkan potongan pipa akuarium. Diameternya kurang lebih sebesar pipa pralon untuk kabel listrik. Dengan tambahan pipa ini, proses surut dapat berlangsung lebih cepat
 5.  Berikutnya pembuatan tabung siphon. Pipa diameter 2 dipasang tutupnya pada bagian atas dengan rapat. Untuk jalan masuk air, bagian bawah dibuat lubang-lubang di tiga atau empat tempat. Pembuatan siphon selesai, tabung tutup dipasangkan pada rangkaian siphon
 6.  Talang yang sudah bersiphon ini kemudian di pasang di atas atau tepi kolam dan diisi dengan tanaman yang disemai langsung dalam media atau dipindah tanam dari tempat lain. Jika media tanam yang digunakan ukurannya kecil, pada siphon baiknya dipasang saringan air agar tidak mudah tersumbat (daunijo.com).
Struktur Media Tanam pada Growbed Akuaponik Pasang Surut (Ebb and Flow)
Terdapat struktur ideal dalam pembuatan media tanam akuaponik model pasang surut, yaitu :
a.    Media tanam zona kering
berada dibagian paling atas dari growbed, selalu terpapar sinar matahari secara langsung sehingga kering, lumut tidak bisa tumbuh pada zona ini, ketebalan zona kering biasanya ±5cm.
b.    Media tanam zona pasang surut
berada dibawah zona pertama dengan ketebalan ±25cm, merupakan zona tempat air mengalami pasang-surut. Ketika air pasang maka tanaman akan menyerap nutrisi dan ketika surut tanaman akan menyerap oksigen. Pada zona ini terjadi pertumbuhan akar.
c.    Media tanam zona kuyup
Merupakan zona paling bawah dari growbed yang selalu terendam air dan hanya memiliki ketebalan ±5cm. Pada zona ini terdapat banyak bakteri yang membantu dalam proses rekayasa amonia, nitrifikasi dan denitrifikasi (urbanhidroponik.com).
Kelebihan dan Kekurangan Model Akuaponik Pasang Surut (Ebb and Flow)
Kelebihan:
1. Tanaman mendapatkan supply oksigen, nutrisi, dan air secara periodik
2. Supply oksigen menuju akar tanaman lebih baik karena terbawa oleh air pasang surut
3. Mempermudah perawatan 
4. Tidak perlu filter tambahan
Kekurangan:
1. Biaya Pembuatan relatif mahal 
2. Tergantung pada listrik
3. Kualitas nutrisi yang sudah dipompakan berkali-kali tidak sebaik nutrisi pada awalnya.
4. Perlu mengawasi pompa agar tidak tersumbat oleh limbah padat ikan (tanamanhidroponikku.com)
Perawatan Model Akuaponik Pasang Surut (Ebb and Flow)
Perawatan yang perlu dilakukan yaitu dengan memberi makan ikan dengan teratur dan jumlah pakan yang pas sesuai dengan kebutuhan ikan. Seminggu sekali dilakukan pemeriksaan jumlah air di dalam sistem. Apabila terjadi penyusutan maka dilakukan penambahan air hingga ketinggian semula. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan tanaman apakah ada hama tau tidak. Apabila terdapat hama maka harus segera diatasi. Selain itu juga harus memeriksa keadaan ikan apakah terkena penyakit atau tidak.
Referensi :
Alim, M.F. 2019. Metode dalam Membangun Aquaponik. Pusat Manajemen Pengetahuan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada. Diakses pada 14 Juli 2020. http://kmc.tp.ugm.ac.id/kms/metode-dalam-membangun-aquaponik/
Samsu, N. 2020. Peningkatan Produksi Ikan Nila Melalui Pemanfaatan Pekarangan Rumah NonproduktifDan Penentuan Jenis Media Budidaya Yang Sesuai. CV Budi Utama : Yogyakarta.
http://www.urbanhidroponik.com/2016/08/struktur-media-tanam-akuaponik-media-based-pasang-surut.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATEGI PEMASARAN STP PADA PRODUK BUDIDAYA AKUAPONIK

Akuaponik: Apa itu Siklus Nitogen Dan Bakteri Starter?