Apa Saja Model – Model Akuaponik?
Sistem akuaponik mempunyai beberapa model,
nih. Yuk, kita bahas tentang tiga model utama akuaponik!
Source: Thomas Pandhu
Teknik ini terdiri dari wadah yang penuh
dengan batu atau kerikil berpori-pori kecil sebagai media tanamnya. Air dari
tangki ikan lalu dialirkan ke wadah tersebut sehingga tanaman dapat mengakses
nutrisinya. Pada dasar wadah tersebut terdapat lubang untuk aliran air yang
telah terfilter selanjutnya kembali ke kolam ikan. Siklus air tersebut dibantu
oleh pompa dan gravitasi.
Hal
yang perlu diperhatikan:
1. Tidak
boleh ada air tergenang pada media tanam.
2. Pompa
rawan tersumbat oleh limbah padat (lumpur, kotoran, sisa pelet, pub, dll)
Kelebihan:
+
Paling mudah dibuat.
+
Tidak perlu filter tambahan
+
Bisa untuk menanam tanaman besar, bahkan pohon
pepaya sekalipun.
Kekurangan:
-
Perlu mengawasi pompa agar tidak tersumbat
oleh limbah padat ikan
-
Wadah tanam berat
-
Mahal bila menggunakan hydroton seluruhnya
NFT (Nutrient Film Technique)
Source: Thomas Pandhu
Teknik Film nutrisi (NFT) menggunakan
serangkaian pipa yang disusun berdekatan dengan tangki ikan. Dalam sistem ini,
air kaya nutrisi dipompa ke dalam saluran tertutup (pipa) dengan arus yang
sangat kecil. Smentara itu, tanaman diletakkan di pot plastik kecil dengan
dasar berongga yang telah ditempatkan di lubang pipa
sehingga memungkinkan akar untuk mengakses air dan menyerap nutrisi dari
air yang mengalir perlahan di bawahnya.
Hal
yang perlu diperhatikan :
1. Hasil
filtrasi harus bersih dari limbah padat.
2. Waspada
kebocoran pada sambungan pipa
Kelebihan:
+
Sistem terbaik untuk akuaponik skala
besar, umum digunakan di hidroponik
+
Sangat efisien dalam penggunaan air
+
Susunan tanaman terlihat rapi dan tertata
+
Paling hemat tempat, dapat dibuat vertical
Kekurangan:
-
Tidak bisa menopang tanaman berat seperti
tomat dan mentimun,
-
Butuh alat filtrasi ekstra karena air dalam
siklus tertutup.
DWC (Deep Water Culture)
Source: Thomas Pandhu
Cara
kerja sistem ini adalah membuat tanaman terapung diatas permukaan air sehingga memungkinkan akar menonjol keluar, menggelantung di atas air, dan menyerap
langsung air yang kaya akan nutrisi dari tangki ikan. Biasanya dudukan tanaman
yang digunakan terbuat dari styrofoam, raft, atau sejenisnya yang mengapung di
air. Pada operasi skala komersial, sering digunakan saluran khusus dibangun
untuk menahan banyak rakit (yang memudahkan pemanenan, serta kapasitas untuk
hasil yang lebih tinggi).
Hal
yang perlu diperhatikan:
1. Air
harus tersaring dari limbah padat apapun sebelum menyentuh tanaman.
2. Kolam
ikan dan kolam tanaman sebaiknya dipisah.
Kelebihan:
+
Kondisi stabil, jarang terjadi fluktuasi Ph
dan suhu air karena air tidak berpindah-pindah.
+
Minim peralatan/pipa, bisa di set up relatif
murah untuk skala komersil
Kekurangan:
-
Perlu asupan bakteri dari luar karena
kurangnya media utk bekteri tumbuh
-
Kapasitas tanaman kecil, sesuai luas kolam air
-
Kotoran ikan kurang terurai sempurna sehingga
tetap terjadi endapan dan perlu di siphon
-
Tidak cocok untuk tanaman berat, besar, atau
menjalar.
Referensi:
Thomas
Pandhu. 2015. 3 Tipe Utama Akuaponik. Diakses dari https://thomaspandhu.wixsite.com/aquaponics/services2, pada 8 Juli 2020.
Komentar
Posting Komentar