Macam Parameter Dalam Sistem Akuaponik
Source: 8villages.com
Terdapat beberapa
parameter yang harus diperhatikan dalam budidaya secara akuaponik.
Parameter-parameter tersebut terdiri dari suhu, tingkat keasaman atau pH,
oksigen terlarut, sumber air, amonia, dan siklus nitrogen.
1. Suhu
Suhu merupakan salah
satu faktor penting dalam suatu sistem akuaponik. Adanya perubahan pada suhu
akan berpengaruh pada komponen air seperti kadar pH, oksigen terlarut, bahkan
tingkah laku ikan. Apabila suhu air terlalu panas maka oksigen terlarut di
dalam air akan berkurang. Namun, apabila suhu air terlalu rendah maka ikan akan
berhenti makan sehingga mikroorganisme berhenti bereproduksi.
Perubahan suhu air
tangki dipengaruhi oleh curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara,
kecepatan angin, dan paparan sinar matahari. Tiap jenis ikan memiliki suhu
optimal yang berbeda-beda. Umumnya, suhu yang cocok untuk ikan berkisar antara
21-280C .
2.
Tingkat Keasaman
Tingkat pH dalam sistem
akuaponik yang tidak optimal akan menyebabkan masing-masing komponen utama
dalam akuaponik mengalami stress, mudah terserang penyakit, pertumbuhan serta
penguraian yang tidak optimal. pH ideal untuk ikan antara 6,5-8, sedangkan
untuk tanaman antara 4,5-6,5, dan untuk bakteri pengurai antara 6-8. Pengecekan
pH dilakukan setiap 3-4 hari sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tetap optimal. Untuk menguji kadar pH dapat dilakukan dengan alat pH meter atau
dengan pH tester elektronik. Kedua alat tersebut memerlukan pengkalibrasian
secara rutin untuk menjaga keakuratannya.
3.
Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)
Oksigen terlarut atau
DO diartikan sebagai jumlah oksigen yang berada di dalam air. Semakin banyak
kandungan pksigen terlarut dalam air tangki, maka akan semakin baik kondisi air
tangki. Kandungan DO dipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu maka semakin
berkurang tingkat kelarutan oksigen. Keberadaan DO bermanfaat untuk kehidupan
organisme, seperti proses respirasi atau bernapas.
Satuan DO dinyatakan
dengan mg/L. Pada sistem akuaponik, DO minimum 4 mg/L. Upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kandungan DO di dalam tangki yaitu dengan mengatur
input aliran air tangki sehingga menimbulkan pancuran air atau riak air. Selain
itu, aplikasi aerator dengan airstone di dalam tangki juga dapat meningkatkan kandungan
DO.
4.
Sumber Air
Sumber air dapat berupa
air tanah, air hujan, atau air PAM. Sumber air memiliki pH 7 (netral). Perlakuan
awal untuk air tangki kolam dapat diberikan cuka (untuk pH yang terlalu basah)
atau bikarbonat (untuk pH yang terlalu asam). Air yang tidak keruh dan tidak
pula terlampau jernih umumnya baik untuk kehidupan ikan. Kemampuan cahaya
matahari untuk tembus sampai ke dasar kolam dipengaruhi oleh kekeruhan air. Warna
air yang hijau cerah biasanya menandakan air kolam telah banyak mengandung
fitoplankton yang menguntungkan untuk ikan.
5.
Amonia
Amonia di dalam kolam
berasal dari protein yang terkandung pada pakan ikan dan sisa metabolisme ikan,
baik berupa feses maupun urin. Semakin tinggi pH dan suhu air kolam, semakin
tinggi kadar amonia. Saat suhu dan pH tinggi (terlalu basa), sebagian besar
amonia akan diubah dalam bentuk NH3. Amonia dalam molekul (NH3) lebih beracun
daripada yang berbentuk ion (NH4+). Oleh karena itu, kadar amonia NH3 harus dikurangi
agar tidak membunuh ikan dan tanaman.
Ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk menekan kadar amonia (NH3) di kolam, diantaranya dengan
menghentikan sementara pemberian pakan, menambahkan air baru ke dalam kolam,
mengurangi padat tebar ikan, dan menambahkan aerasi di dalam kolam. Dalam
sistem akuaponik yang sehat, level maksimum amonia yang aman adalah 0,5 ppm.
6.
Siklus Nitrogen
Proses siklus nitrogen pada sistem akuaponik dipengaruhi
oleh beberapa faktor melliputi ikan, bakteri pengurai, dan tanaman.
Referensi:
Habiburrohman.
2018. Aplikasi Teknologi Akuaponik Sederhana Pada Budidaya Ikan Air Tawar Untuk
Optimalisasi Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica
juncea L.). Skripsi. UIN Raden Intan Lampung.
Jimmycurug.
2018. Pengenalan Akuaponik (Online). https://jirifarm.com/2018/09/21/pengenalan-akuaponik/#respond
. Diakses pada 29 Juli 2020.
https://8villages.com/full/petani/article/id/5b88f751daf3eedf0574929e
Menarikk
BalasHapusmantep bgt iniiii
BalasHapusBermanfaat banget kak infonya
BalasHapusMenarik banget kak informasinya
BalasHapusterimakasih infonya kak
BalasHapusmakasih kak infonyaa
BalasHapusTerimakasih informasiya
BalasHapuswahh mantep banget jadi lebih paham sekarang
BalasHapus